Darisisi lain, Allah Swt mengumumkan kepada nabi-Nya, bahwa meski dengan banyaknya peristiwa yang disebutkan dalam al-Q ur’an terkait dengan para nabi sebelumnya, namun masih banyak kisah-kisah nabi yang lain yang tidak diungkap dalam al-Qur’an. [4] Dan hal ini merupakan suatu hal yang wajar; mengingat sekiranya al-Qur’an ingin dengan Ibadahyang sejati Hari ini kita akan berbicara tentang ibadah yang sejati. Apa itu ibadah yang sejati menurut Tuhan? Kita buka sama2 di 1 tawarikh 28:9. Ayat ini mengatakan bahwa ketika kita beribadah, maka kita harus beribadah dengan tulus ikhlas dan rela hati. Kenapa? Karena Tuhan menyelidiki hati dan mengerti segala niat. Jawaban(1 dari 3): Ingat Mama saya. Bulan Agustus lalu, saat case covid sedang tinggi-tingginya. Mama saya meninggal karena Covid. Saya tidak pernah menyangka, covid merenggut mama saya. Bulan Juli, tepatnya tgl 25 Juli, saya pulang ke rumah Mama untuk menengok beliau dan anak saya yang di raw Apakahyang dikatakan Alkitab tentang pemujaan imej? La Alkitab mengharamkan ibadah imej. “Kamu tidak boleh menjadikan dirimu patung atau picture sebahagian dari apa yang ada di langit, di bawah bumi atau di dalam air di bawah bumi. Kamu tidak akan sujud menyembah kepadanya atau menyembah mereka, kerana Aku, Yahweh, kamu Tuhan, Saya adalah Tuhan cemburu” PilihlahSY = Saya Yakin, Y = Yakin, KY= Kurang Yakin. No. PERNYATAAN SY Y KY. 1 Saya yakin kemajuan Daulah Ayyubiah merupakan. perjuangan para pemimpin Daulah Ayyubiyah. 2 Saya yakin mengambil nilai-nilai keteladanan dari para. pemimpin Daulah Ayyubiah akan bermanfaat untuk. kehidupan kini dan masa yang akan datang. w4ci. Ibadah adalah suatu sikap hati dimana segala-galanya - seluruh hidupnya, keberadaan dan milik kita - menjadi persembahan yag terus-menerus kepada Tuhan, yang senantiasa dicurahkan kepada Tuhan. Ibadah yang benar adalah penyerahan sepenuhnya dari kehendak dan segala sesuatu yang kita miliki kepada Tuhan - dalam segala waktu, tempat, kegiatan, pikiran dan perasaan. Akan kami gambarkan maksud kita dengan memakai pandangan kita tentang bagaimanakah seharusnya seorang hamba Tuhan. Mungkin anda berpendapat bahwa seorang hamba Tuhan dalam memberitakan Injil harus mempunyai satu tujuan saja dalam pikirannya - yaitu memuliakan Tuhan dengan membawa keselamatan dan kemudian pengudusan kepada orang berdosa. Karena ia adalah hamba Tuhan maka anda merasa bahwa ia seharusnya belajar, berkhotbah dan melakukan tugas-tugas pelayanannya bukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk gajinya, bukan pula untuk meningkatkan popularitasnya, tetapi hanya untuk memuliakan Tuhan. Kini jelaslah bahwa jika ini bukan tujuannya maka pelayanannya tidak dapat diterima Tuhan sebab bukan merupakan persembahan kepada Tuhan. Bukan ibadah kepada Tuhan tetapi ibadah kepada diri sendiri. Ibadah bagi seorang pendeta ialah suatu keadaan pikiran dimana semua tugas-tugas kependetaannya dilakukan hanya bagi kemuliaan Tuhan dan seluruh kehidupannya merupakan persembahan yang terus menerus kepada Tuhan. Anda berpendapat bahwa seorang pendeta harus beribadah kepada Tuhan dalam segala hal sama seperti doa dan khotbahnya - anda benar! Bukan saja seharusnya, tetapi sesungguhnya ia harus beribadah diluar mimbar sama seperti ketika ia berada di mimbar. Jika ia dipengaruhi oleh motivasi duniawi dan kepentingan diri sendiri selama seminggu itu maka motivasi yang sama itu pasti akan ada di hatinya pada hari Minggu. Jika pada hari Minggu itu pikirannya berpusat pada kesenangannya sendiri, berusaha mengunggulkan dirinya sendiri, maka demikian pula yang terjadi pada hari Minggu. Jika ibadah seorang hamba Tuhan semata-mata hanya suatu sandiwara - ia berkhotbah, berdoa, mengunjungi orang dan melakukan semua tugasnya hanya dengan tujuan untuk menunjang hidup keluarganya atau hanya mendapat penghormatan dan perhatian bagi dirinya sendiri - saudara pasti berkata bahwa ia orang jahat, dan jika ia tidak bertobat, ia pasti akan kehilangan jiwanya. Kalau itu pendapat anda, anda benar! Bila saudara jujur, saudara dapat malakukan penilaian dan memutuskan dengan benar sifat dan nasib orang-orang seperti itu. Sekarang, ingatlah, standar ini berlaku bagi kita semua!!! Tanamkan dalam pikiran kita, bahwa tidak ada tindakan, semangat atau luapan perasaan pribadi - atau keputusan untuk berubah, atau janji untuk saat dimasa mendatang - yang merupakan ibadah. Karena ibadah adalah keadaan kehendak dimana pikiran ini tenggelam seluruhnya didalam Tuhan sebagai Pribadi yang paling kita cintai - dimana kita tidak saja hidup dan bergerak dalam Tuhan tetapi juga untuk Tuhan. Dengan kata lain, ibadah adalah keadaan pikiran dimana perhatian dialihkan dari keakuan / kepentingan diri sendiri dialihkan kepada Tuhan - pikiran, maksud, kehendak, perasaan dan emosi, semuanya dicurahkan hanya kepada Dia. Oleh Dr Khairan Muhammad ArifAllah SWT berfirman, “Di antara manusia, ada yang menyembah Allah sekadar ritual formalitas, bila dia mendapat suatu manfaat dari ibadahnya, dia merasa puas, namun bila dia ditimpa ujian fitnah, dia berbalik menjadi kafir. Orang ini merugi di dunia dan akhirat, itulah kerugian yang sangat besar.” QS al-Haj11.Ayat ini adalah salah satu dari pesan penting surat al-Haj mengenai hikmah perintah ibadah haji. Tujuan ibadah haji di antaranya adalah membersihkan iman yang bersifat pragmatis dan ibadah ritual simbolis dan formalitas menjadi iman dan ibadah yang hakiki dan sejati. Allah SWT menjelaskan, orang yang beribadah simbolis dan formalitas dalam semua bentuk ibadahnya seperti shalat yang tidak khusyuk, tilawah Alquran tanpa tadabur merenungkannya dan menghadirkan hati, atau infak untuk meraih popularitas, zikir yang riya, dan semua ibadah yang sekadar ritual simbolis tanpa hati, adalah ibadah yang tidak dapat membentuk karakter dan integritas dalam diri seseorang. Ibadah model ini hanya melahirkan pribadi-pribadi cengeng, mudah mengeluh, penakut, pesimistis, pengecut, bahkan oportunis yang pada akhirnya tidak mampu memikul beban hidup dan ujian dari Allah ibadah khusyuk yang menghadirkan hati dan akal sehingga menjadi sarana audiensi antara hamba dan Sang Khalik adalah ibadah sejati dan substantif. Ibadah seperti inilah yang dimaksud oleh Fudhail Ibnu Iyadh, seorang ulama dari generasi tabi’in, ketika ditanya tentang ibadah terbaik, ia menjawab, ibadah yang ikhlas dan benar sesuai abid ahli ibadah sejati adalah mereka yang selalu merindukan untuk sujud di sajadahnya, merindukan waktu-waktu tahajudnya, dan mendambakan saat-saat munajatnya. Salah seorang salafus saleh berkata, “Hanya satu yang paling aku tidak sukai di dunia ini ketika fajar terbit. Mengapa? Karena, tahajud dan munajatku pada malam hari akan terputus bila fajar mulai terbit.”Ibadah seperti di ataslah yang akan melahirkan hamba-hamba yang berkarakter sebagai berikut Pertama, para rijal’ tokoh yang berkarakter. Ibadah khusyuk dan bukan sekadar simbolis akan memproduksi para ulama dan para pemimpin abadi. Kedua, ibadah sejati dan terbaik melahirkan para pejuang sejati, prajurit pemberani, dan manusia-manusia yang optimistis, giat, rajin, dan profesional. Ketiga, ibadah sejati dan khusyuk melahirkan para perindu syahid dan sebaliknya, ibadah yang sebatas simbolis dan formalitas akan melahirkan pribadi-pribadi pengecut dan penakut, oportunis, pragmatis, karakter pencuriga, dan berprasangka buruk pada orang lain. Pribadi yang pelit dan takut berkorban, pribadi yang pesimistis, tak berani melakukan terobosan, dan inisiatif. Bila karakter model ini dipelihara dalam kehidupan, orang seperti ini menjadi manusia yang paling merugi di dunia dan ibadah haji untuk menghindarkan umat dari penyakit-penyakit kepribadian di atas. Karena itu, mereka yang berhaji atau berumrah bukan karena Allah dan mencari ridha-Nya, haji dan umrahnya menjadi sia-sia. Dia akan rugi di dunia dan akhirat. Wallahu a’alam. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

apakah nama lain dari ibadah yang sejati